Tips dan Trik Traveling Hemat Tapi Tetap Seru
Siapa yang tak tergoda saat ada tombol “Beli Sekarang, Bayar Nanti”?
PayLater dan cicilan kini seolah jadi sahabat belanja online dan gaya hidup modern. Praktis, mudah, tanpa ribet—cukup satu klik, barang impian bisa sampai ke rumah.
Tapi tunggu dulu...
Semudah itukah hidup dengan PayLater? Atau sebenarnya kita sedang masuk dalam jebakan manis bernama utang konsumtif?
Faktanya, banyak orang akhirnya terjebak cicilan, telat bayar, bahkan dikejar debt collector, hanya karena tidak memahami risiko dan tidak mengelola PayLater dengan bijak.
Nah, di artikel ini kita akan bahas secara lengkap:
Apa itu PayLater dan cicilan online?
Kenapa bisa jadi jebakan finansial?
Bagaimana cara menghindarinya?
Dan tentu saja, bagaimana tetap cuan tanpa terjebak utang?
PayLater adalah layanan kredit instan yang memungkinkan kamu membeli barang atau layanan sekarang dan membayarnya nanti, bisa dalam 30 hari atau dengan cicilan 3, 6, hingga 12 bulan.
Layanan ini biasanya ditawarkan oleh:
E-commerce (Shopee PayLater, Tokopedia PayLater)
E-wallet (GopayLater, OVO PayLater)
Aplikasi fintech (Akulaku, Kredivo, SPinjam)
Cicilan online juga bekerja serupa, dengan skema pembayaran bertahap, seringkali disertai bunga dan biaya administrasi.
Meski tampak memudahkan, PayLater punya sisi gelap yang sering tidak disadari:
Tidak seperti kartu kredit yang punya seleksi ketat, PayLater sering hanya butuh KTP dan verifikasi nomor HP.
➡️ Akses cepat = risiko besar bagi yang tidak siap.
Karena tidak terasa mengeluarkan uang saat transaksi, banyak orang jadi lapar mata.
➡️ Beli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Ada bunga cicilan, biaya keterlambatan, dan denda jika gagal bayar.
➡️ Misal: beli barang Rp1 juta, bisa jadi membayar Rp1,2 juta dalam 6 bulan.
Karena mudah, banyak orang membuka PayLater di beberapa platform sekaligus.
➡️ Tagihan menumpuk, keuangan pun kolaps.
Jika kamu telat bayar, skor kreditmu bisa turun dan menyulitkan akses ke pinjaman resmi di masa depan.
Bayu, 27 tahun, membeli smartphone Rp3 juta lewat PayLater dengan cicilan 6 bulan. Awalnya ringan—Rp500 ribu per bulan. Tapi karena juga punya cicilan sepatu, tas, dan aksesoris lain, total tagihannya tiap bulan jadi Rp1,8 juta.
Saat gaji telat masuk, ia menunggak. Lalu mulai diteror penagih utang.
“Awalnya merasa mampu, tapi akhirnya stres. Sekarang saya sadar, PayLater itu bukan uang gratis.”
Tanya dirimu sebelum klik:
Apakah ini benar-benar dibutuhkan sekarang?
Apakah kamu akan tetap membeli jika harus bayar cash?
Kalau jawabannya tidak, berarti itu hanya keinginan sesaat.
Contoh:
Obat saat darurat
Peralatan kerja yang menunjang penghasilan
Tiket perjalanan pulang kampung mendadak
Bukan untuk: ganti HP karena bosan, beli skincare tren TikTok, atau jajan bubble tea tiap hari.
Selalu cek:
Bunga per bulan
Biaya admin
Total yang harus dibayar
Skema penalti jika telat
Contoh:
Harga barang: Rp1.000.000
Bunga: 3% per bulan x 6 bulan = Rp180.000
Biaya admin: Rp20.000
➡️ Total bayar: Rp1.200.000
Apakah masih terasa murah?
Makin banyak akun = makin sulit kontrol pengeluaran.
Batasi satu akun PayLater saja, dan pastikan limitnya tidak lebih dari 10–20% penghasilan bulananmu.
Kalau kamu memang menggunakan PayLater, jadikan prioritas untuk membayar tepat waktu.
Setiap keterlambatan akan berbunga dan menurunkan reputasi finansialmu.
Tips:
✅ Aktifkan pengingat di kalender
✅ Gunakan fitur autodebet jika tersedia
✅ Sisihkan dana sejak awal bulan
Jika terpaksa pakai cicilan, anggarkan dari awal:
Gaji Rp5 juta
Kebutuhan rutin: Rp3 juta
Cicilan: maksimal Rp500 ribu
Sisanya untuk tabungan, hiburan, dana darurat
Jangan jadikan cicilan “sisa uang yang nanti dibayar akhir bulan.” Bahaya!
Jangan sampai kamu gencar cicilan tapi tak punya dana darurat atau tabungan.
Dana darurat = benteng dari utang!
Minimal:
Lajang: 3x pengeluaran bulanan
Keluarga: 6x pengeluaran bulanan
Alih-alih “beli dulu, bayar nanti” → lakukan sebaliknya: “nabung dulu, beli nanti.”
Contoh:
Ingin beli kulkas Rp2 juta
Nabung Rp500.000 per bulan
Setelah 4 bulan, beli tanpa bunga, tanpa stres
Hasilnya lebih tenang dan bebas beban.
Kalau kamu sudah sadar, tapi pasanganmu hobi cicilan?
Ajak diskusi. Edukasi tentang:
Bahaya tagihan menumpuk
Risiko gangguan keuangan rumah tangga
Cara hidup sederhana tapi cukup
Teamwork dalam keluarga adalah kunci keuangan sehat.
Gaya hidup cicilan itu berbahaya:
Cicilan motor
Cicilan HP
Cicilan TV
Cicilan sofa
Cicilan baju dan kosmetik…
Lama-lama, gaji habis hanya untuk membayar masa lalu. Padahal hidup terus berjalan.
✅ Belanja pakai uang cash atau e-wallet yang real
✅ Ikuti tantangan hemat (no buy week, 30-day no shopping)
✅ Ciptakan kebiasaan menabung harian kecil (Rp10.000–Rp20.000)
✅ Gunakan diskon, cashback, dan promo dengan bijak — tanpa cicilan
✅ Investasi kecil-kecilan: reksa dana, emas, dll — bukan belanja konsumtif
📉 Studi menunjukkan bahwa pengguna PayLater:
Cenderung belanja 20–30% lebih banyak
Sering membeli barang yang tidak direncanakan
Memiliki tingkat stres keuangan lebih tinggi
PayLater dan cicilan adalah alat. Bisa bermanfaat, bisa juga merugikan—tergantung siapa yang menggunakannya.
Kalau kamu mampu mengendalikan diri, PayLater mungkin bisa jadi solusi sesekali. Tapi jika belum disiplin, lebih baik hindari sama sekali dan fokus pada gaya hidup “bayar tunai, tidur nyenyak.”
“Belanja hari ini, stres bulan depan. Atau, nabung hari ini, tenang selamanya.”
Pilihan ada di tanganmu.
Yuk bagikan artikel ini ke teman, pasangan, atau saudara yang kamu sayangi. Mari sama-sama jadi generasi yang lebih bijak dan cuan dalam mengelola keuangan.
Hashtag:
#TipsKeuangan #PayLaterCerdas #AntiUtangKonsumtif #TetapCuan #HidupTanpaRiba #FinansialSehat #IbuBijakKelolaUang #LiterasiFinansial