Sukses membangun bisnis di beberapa bidang membuat seorang Fariz Elka Prawira jadi ketagihan

Satu Tahun Tiga Cabang Omset Ratusan Juta


Sukses membangun bisnis di beberapa bidang membuat seorang Fariz Elka Prawira jadi ketagihan. Termasuk dalam bidang kuliner yang cukup awam bag-inya. Namun dengan tangan dingin, Fariz Elka Prawira sanggup merintis sebuah gerai Martabak Mam's yang dalam jangka waktu satu tahun telah memiliki dua cabang beromset ratusan juta rupiah tiap bulan. Seperti apa perjalanan usahanya?


http://tiptrikmu.blogspot.com/2017/03/sukses-membangun-bisnis-di-beberapa.html


Dunia usaha bisa dibilang bukan hal baru bagi Fariz Elka Prawira. Karena sejak lulus dari bangku kuliah di tahun 2011, pemuda yang akrab disapa Fariz sudah mengenal dan berani terjun ke dunia bisnis. Walau berlatar belakang musik, namun usaha awal yang ia jalankan adalah usaha klinik kesehatan. "Empat bulan setelah lulus kuliah saya buka usaha bekam, kebetulan kakak ipar saya punya klinik spesialis bekam yang diwaralabakan," ungkapnya.

Selang dua tahun kemudian, Fariz kembali melirik usaha baru. Kali ini, yang berkaitan dengan latar belakang pendidikannya, musik. Di bidang yang memang sangat dikuasai ini, ia membuka sekolah musik.
Dengan ketekunan, baik klinik bekam ataupun sekolah musik berkembang dengan signifikan. Bahkan, enam bulan setelah sekolah musiknya beroperasi, Fariz mampu membuka tiga cabang klinik bekam sekaligus.

Rambah Kuliner. Dunia bisnis ternyata membuat Fariz bergairah, tidak puas dengan klinik bekam dan sekolah musik, Fariz tertarik merambah dunia kuliner. Martabak Manis dipilihnya sebagai ladang bisnis baru di bulan Februari 2016 lalu. Bisa dibilang usaha Martabak yang dijalankan hanya bermodalkan nekat karena melihat prospek menjanjikan pada usaha tersebut. Bersama seorang teman, Fariz membuka usaha Martabak Kreatif yang be'rbeda dari Martabak yang ada di masyarakat.

Bermodalkan uang sekitar Rp 23 juta, Fariz mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan. Mulai dari membuat gerobak, membeli peralatan hingga melakukan trial and eror menu Martabak. "Karena saya buta dengan usaha kliner, jadi saya , hams memulai semuanya dari nol. Termasuk untuk trial menu baru yang membuat berat badan saya naik 2 kg dalam 1 minggu karena harus terus mencicipi rasa dari tiap resep Martabak yang saya ujicobakan," jelasnya tersenyum.

Masa Sulit Di Awal Usaha. Meski cukup berpengalaman menjalankan bisnis klinik bekam dan sekolah musik, namun Foriz menemukan jalan terjal di awal merintis usaha kuliner. Usaha martabak dengan brand Martabak Queen yang berlokasi di Karawaci, Tangerang ini berjalan buruk pada buian pertama penjualan. Dalam satu hari Fariz hanya mampu menjual 4-5 loyang Martabak.

Melihat hal tersebut, pada bulan Maret Fariz memindahkan usahanya ke lokasi yang tidak terlalu jauh dari lokasi awal usaha. "Kebetulan ada ruko teman yang tidak terpakai, dan kita dibolehkan untuk menggunakannya sebagai lokasi baru," tambahnya.
http://tiptrikmu.blogspot.com/2017/03/sukses-membangun-bisnis-di-beberapa.html


Ternyata lokasi tersebut sangat pas untuk usaha Martabak Queen, hal tersebut bisa dilihat dari omset yang tiba-tiba bisa mencapai Rp 20 juta dalam satu bulan. Namun hal tersebut tidak bertahan lama, karena manajemen usaha yang kurang baik, quality control yang amburadul hingga karyawan yang tidak disiplin membuat banyak komplain dari konsumen. Hal ini menjadikan omset terus menurun setiap bulan.
Bulan berikutnya menjadi Rp 15 juta dan bulan berikutnya menjadi Rp 10 dan puncaknya pada bulan Ramadhan lalu konsumen yang datang bisa dihitung. Pada bulan Julinya semua karyawan pun memutuskan untuk mengudurkan diri. "Akhirnya kita memutuskan untuk tutup dan mengakhiri usaha ini," ungkapnya.

Mati Suri. Setelah sempat vakum selama satu bulan, akhirnya Fariz menyaadar bahwa apa yang dialaminya dalam membangun bisnis Martabak adalah hal biasa yang juga banyak dialami para pelaku usaha lain. Karena itu, sekitar bulan Agustus 2016 Fariz menghidupkan kembali bisnis Martabak Queen yang sempat mati suri.

Namun kali ini Fariz harus memutar otak dan memperbaiki semua kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya. Walupun sempat sepi di beberapa hari pertama, namun karena Fariz mulai memperbaiki pemasaran, yakni memanfaatkan media online seperti Instagram, Martabak Queen mulai banyak dikenal orang. Perlahan namun pasti konsumen mulai berdatangan.

Tanpa disangka dengan menyasar kalangan anak muda, omset Martabak Queen pada bulan Agustus meningkat menjadi Rp 30 juta. Dan peningkatan omset terus terjadi pada bulan berikutnya yaitu sekitar Rp 40 juta pada bulan September. Melihat respon yang baik terse but Fariz tidak mau kehilangan moment dan memutuskan untuk membuka cabang Martabak Queen di lokasi yang tidak terlalu jauh dari lokasi awal usaha.
Benarsaja, di bulan Oktober atau satu bulan setelah membuka cabang, omset yang dicapai bias menembus angka Rp 70 juta dan di gerai pusat mencapai Rp 80 juta. Pada bulan November omset kedua cabang mencapai Rp 193 juta.
http://tiptrikmu.blogspot.com/2017/03/sukses-membangun-bisnis-di-beberapa.html


"Bulan Desember kita kembali buka cabang ke-2 di Gading Serpong dan dari ketiga cabang omset yang kita dapat tembus Rp 287 juta per bulan. Dengan penjualan perhari rata-rata 50-60 loyang dan wekend mencapai100 loyang dengan jam buka dart jam 3 sore hingga 10 malam," Ungkap Fariz.
Varian Menu Kekinian. Selain memperbaiki sistem marketing, yang membuat Martabak Queen banyak diminati konsumen adalah menu yang variatif dan disesuaikan dengan selera anak muda. Untuk Martabak Manis saja ada sekitar 20 varian topping sedangkan untuk Martabak Telur juga terdiri dari beberapa varian isi yang berbeda dari Martabak Telur pada umumnya.

Untuk varian Martabak Manis konsumen dapat memilih varian topping klasik seperti cokelat, keju, strawberry dan kacang. Ada juga varian topping kekinian yang menjadi favorit konsumen, antara lain Ovomaltin, Kitkat Green Tea dan Red Velvet Oreo Cream Cheese. Sedangkan untuk varian Martabak Telur terdiri dari Martabak Telur Bebek dan Martabak TelurAyam dengan isian daging ayam, sapi maupun tuna.

Walaupun menggunakan bahan baku berkualitas namun harga jual yang dipatok Martabak Queen cukup terjangkau dan masuk semua kalangan. Mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 120 ribu per loyang.

Walau sudah banyak varian yang dikeluarkan, namun Fariz tidak akan berhenti untuk terus mengembangkan idenya menciptakan varian baru, paling tidak setiap bulannya akan ada varian Martabak baru yang ditawarkan kepada para konsumen.

"Bulan Febmari ini kami akan coba mengembangkan varian Martabak fe/ur dengan terlebih dahulu memasukkan menu tersebut di daftar menu sebagar bentuk promo. Setelah itu kita lihat respon konsumen, kalau memang bagus baru kita jadikan menu tetap," tambahnya.

Kendala SDM. Walau omset terus membaik, namun Fariz tetap saja masih menemukan berbagal kendala, terutama dalam hal sumber daya manusia (SDM) atau karyawan. Menurut Fariz, untuk menciptakan SDM terlatih dalam usaha ini bukan hal yang muda. Tidak cukup waktu belajar dua bulan untuk melatih para koki sehingga bisa diandalkan di lapangan. Diperlukan banyak latihan dalam hal mengolah Martabak, seperti misalnya membuat adonan, memipihkan adonan kulit martabak telur dan lain sebagainya.

Saat ini untuk mengelola 3 gerai Martabak Queen, Fariz mempekerjakan sekitar 15 orang karyawan dengan 3-4 orang pada setiap gerai dan sisanya di bagian produksi atau dapur pusat yang bertugas menyiapkan adonan martabak manis dan membuat adonan kulit martabak telur serta isiannya.


Untuk tahun 2017 ini, Fariz mengatakan akan terus mengembangkan Martabak Queen dengan menargetkan membuka 10 gerai yang tersebar di sekitar Jakarta, Bogor dan Tanggerang.
Kiat Sukses Jalankan Usaha. Kesuksesan Fariz dalam membangun usaha tidak lepas dari manajemen waktu yang menjadi prioritas utama. Tidak mudah menjalankan beberapa usaha secara bersamaan dan kesemuanya berkembang pesat tanpa manajemen waktu yang tersegmen dan tertata dengan baik. "Minimum saya sudah tau apa saja yang akan saya lakukan hingga 7 hari kedepan." jelasnya.

Selain itu Fariz juga menyarankan kepada para pelaku usaha untuk menyeimbangkan antara usaha dan doa serta tidak lupa untuk selalu berbagai dengan sesama berapapun hasil yang didapat dalam menjalankan usaha.
"Untuk mereka yang ingin memulai usaha tidak usah ragu dan banyak berfikir tentang kerugian dalam menjalankan usaha ini, yang terpenting adalah buka usaha dulu baru memikirkan jalan apa yang baik untuk dilakukan dalam usaha tersebut," Jelasnya.

Sumber : Tabloid Peluang Usaha

Postingan Populer